“Bukan masalah
beberapa kali kita berbuat dosa, tetapi apakah kita akan tetap bangkit untuk
bertaubat kembali?”
Msc_
Siapa
sih yang nggak pernah berbuat berdosa?
Semua kita pasti punya kesalahan.
Tidak satupun manusia yang suci dari dosa. Setiap Bani Adam pasti berbuat
salah. Namun sebaik-baik yang bersalah adalah yang bertaubat.
Dosa
dalam kamus islam seperti disabdakan Rasulullah, “Dosa adalah
apa yang membuat bimbang
(ragu) hatimu dan engkau tidak suka dilihat (diketahui) oleh manusia.” (HR. Muslim).
Bahwa orang yang berbuat dosa akan selalu diiringi dengan rasa, cemas, was-was
dan tidak pernah merasakan ketenangan apalagi kebahagiaan hidup.
Suatu
ketika seorang sopir sempat diprotes majikannya lantas tidak mau mencuci mobil.
“Nggak usah bos dicuci, bentar lagi turun hujan, jalan
becek, sekalian akhir pekan saja saya cuci mobil sebersih-bersihnya.”
Dengan bijak sang boss
langsung menjawab, “Kalau begitu makannya juga ditunda saja, sekalian tujuh
hari makannya digabung dalam satu hari di akhir pekan, bagaimana?”
“???!!!!”
Seperti
itulah gambaran dosa, dianggap biasa akhirnya jadi kebiasaan. Karena kebiasaan
hingga akhirnya taubatnya juga diatur. Padahal bertaubat adalah sesuatu yang
sangat penting, mendesak tidak boleh lagi ditunda.
Jangankan
dosa, perkara syubhat saja Rasulullah mengisyaratkan untuk dihindari. Apalagi
yang sudah jelas-jelas dosa. “Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas,
sebagaimana haram juga jelas. Diantara keduanya ada perkara syubhat.”(HR.
Bukhari Muslim). Seperti halnya penggembala kambing, lambat laun gembalaannya
akan masuk ke pagar orang lalin. Siapa yang terbiasa dengan syubhat, maka
sebentar lagi ia terjatuh pada perkara haram.
Ibnu
Sirin ulama tabi’in pernah dimasukkan dalam penjara lantaran terlilit hutang.
Akhirnya ia ingat, ini disebabkan dosanya 20 tahun lalu secara tidak sengaja
mengatakan pada seseorang, “Ya Muflis, Wahai orang yang
bangkrut.”
Subahanallah!
Saking sedikitnya, mereka masih bisa mengingat dosa bertahun-tahun lamanya.
Bagaimana dengan kita? Mungkin karena telalu banyaknya
sampai tidak bisa menghitung. Para salaf senantiasa menghitung-hitung dosa
mereka. Bisa jadi musibah, masalah, yang menimpa hari ini adalah sebab
dosa-dosa kita yang lalu.
Kepekaan
inilah yang kita butuhkan dalam hidup ini. Ketika kepekaan sudah tidak ada.
Maka saat-saat itulah interaksi kita dengan dosa begitu berkurang. “Kebanyakan
interkasi akan mengurangi kepekaan.”
Mengapa
Imam Syafi’i hanya sekedar berkunjung ke pasar melihat betis wanita secara
tidak sengaja sudah bisa membuat hafalan
beliau melemah? Sebab beliau sangat peka terhadap dosa. Sehingga dosa yang
kecil menurut kita, tetapi buat mereka itu adalah sesuatu yang sangat besar.
Sebab bagaimanapun kecilnya dosa
jika dikumpulkan akan menggunung menjadi besar. Dan inilah yang paling
berkontribusi besar menambah hukuman kita kelak. Mungkin tidak terpikirkan
dalam benak kita. Seorang perempuan dari Bani Israil akhirnya masuk neraka,
padahal ia cuma tidak memberikan makan pada seekor kucing.
Apalagi jika memang kita sudah tahu,
mengilmui dosa itu. Akan berbeda hukumannya ketika orang jahil berbuat
maksiat dengan orang berilmu. Berapa banyak orang akhirnya tergelincir dalam
neraka hanya karena dosa-dosa yang dianggap remah temeh. Pun tidak sedikit
orang yang selamat dari neraka hanya karena menjauhi dosa yang kecil tadi.
Suatu ketika sepasang kekasih baru
saja bermaksiat. Saat azan subuh, sang pemuda segera mengambil air wudhu. Si
wanita langsung menimpali, “Apa kamu sudah gila, buat apa shalat?” Dengan
sederhana si pemuda menjawab, “Karena saya pahami, berzina itu perbuatan
fasik, sedangkan meninggalkan shalat adalah perbuatan kufur.”
Begitu faqih-nya memahami
persoalan dosa dan hukumannya. Tetapi ia tidak memahami bagaimana seharusnya
menjauhkan diri agar tidak terjatuh dalam gelimang dosa maksiat. Sebab suatu
dosa akan senantiasa memanggil dosa yang lainnya. Tidak pandang buluh, dosa
apapun itu, semua harus kita hindari.
(bersambung....)
Nicepost, ,
BalasHapusmaaf komentar saya gg jelass. .
sekedar BlogWalking. . .
menjelang magrib . . .
salam kenal . .
Trims atas kunjungannya... Yup salam kenal jg...
BalasHapus