Pemuda
Bergemilang Dosa
Pemuda
adalah zaman paling emas dalam hidup ini. Lalu bagaimana jika sudah terbiasa
dengan dosa?
Ada
tujuh golongan yang akan dinanungi diakhirat kelak, hari tidak ada lagi naungan
kecuali naunganNya. Dua diantaranya adalah golongan pemuda.
Pertama
pemuda yang digoda oleh wanita lalu mengatakan, “Sesungguhnya aku takut pada
Allah.” Bahwa kita harus punya muroqobatulllah, rasa senantiasa
diawasi oleh Allah. Bisa saja disaat berkumpul dengan saudara seiman, peluang
berbuat dosa akan lebih kecil. Namun ketika bersendirian itulah paling rawan.
Hanya antara kita dengan dosa itu sendiri, namun Allah selalu menjaga,
mengawasi dimanapun itu!
Sebelumnya
Allah sudah memberikan peringatan, “Janganlah kamu mendekati zina.”(QS.
Al-Isra: 32). Tidak sedikit pemuda beriman akhirnya tergelincir di tikungan
pertama hanya gara-gara fitnah lawan jenis. Tipu daya syetan sangat licik.
Bagaimana lagi jika fitnah wanita (lawan jenis) sekaligus tipu daya syetan? Sesungguhnya tipu
daya kamu (perempuan) begitu dahsyat."(QS. Yusuf:28).
Seperti
kisah Bursesoh, orang yang sholeh ahli ibadah tergelincir fitnah wanita
akhirnya berzina dan membunuh. Atau tukang azan di Kota Andalusia sementara
azan di menara mesjid, tak disangka ia tergoda wanita Nasrani. Seketika itu
pula ia langsung turun menemui wanita dan mengajaknya bermaksiat. Akhirnya meninggal
dalam keadaan mabuk dan murtad! Na’udzubillah.
Kedua adalah pemuda yang senantiasa hatinya
tumbuh, terpaut, pada mesjid. Ia tidak pusing dengan urusan dunia, ia hanya
menyibukkan diri pada urusan akhirat. Sebab, ketika seseorang tidak menyibukkan
diri pada urusan agama Allah maka ia akan sibuk mengurusi manusia. Isilah
masa-masa muda dengan menuntut ilmu, memperbanyak ketaatan dan ibadah. Sebab
orang tua yang sholeh dimulai dari masa-masa mudanya diisi dengan kebaikan.
Jauhilah segala perkara-perkara yang
bisa menjerumuskan pada dosa maksiat.
Bisa
saja kita terhindar dari fitnah lawan jenis, namun tidak sedikit juga akhirnya
tergoda dengan kesenangan dunia yang semu. Sabda Rasulullah, “Bukan
kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan
dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang
sebelum kalian.”(HR. Bukhari Muslim).
Dan
inilah tantangan, disaat pemuda umumnya sibuk-sibuknya berfoya-foya
bercengkrama dengan kemaksiatan justru
ia fokus beribadah. Pemuda yang menjauhkan dirinya dari kebiasaan berbuat dosa
adalah nikmat yang terbesar.
Seorang
pemuda pernah ditanya, ”Apa yang paling engkau syukuri dari hidupmu?” Ia menjawab,
“Saat Allah memberiku kekuatan untuk tidak terjatuh dalam dosa dan maksiat.”
Do’a
kita bukan dijauhkan dari ujian, masalah dan dosa sama sekali. Tetapi diberikan
kekuatan untuk tidak tejatuh dalam perkara dosa maksiat. Orang tua tidak
tergoda dari dosa-dosa adalah biasa. Tetapi pemuda yang tumbuh selalu bertaubat
saat terjatuh dalam dosa baru luar biasa. Kita juga tidak mungkin melakukan
semua dosa kesalahan di dunia ini, maka mari belajar dari kesalahan orang lain.
Seorang
yang cerdas tentu tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Tidak akan jatuh pada
dosa yang sama. Bukan masalah beberapa kali kita berbuat dosa, tetapi apakah
kita akan tetap bangkit untuk bertaubat kembali. Segera bertaubat nasuha,
sebenar-benarnya taubat. Ketahuilah saat kita menjauhi suatu perbuatan
dosa karena Allah, Allah akan menggantikan yang lebih baik bahkan lebih dari
yang kita bayangkan. Perjuangan memang pahit, karena surga itu manis!
0 komentar:
Posting Komentar