Social Icons

Pages

Masa Lalu


Perempuan itu menanti lelaki yang datang membicarakan masa depan
Bukan mempermasalahkan masa lalu.” @MuhammadScilta

Tadi kusaksikan seorang sedang berjalan renta.
Entah karena dia terlalu berat memikul masa lalunya. Dia masih takut melangkah. Ada bayangan silam menutupi pandangannya. Dia tidak rela meninggalkan kenangan yang masih berserakan tanpa dibuat cerita. Merencanakan masa depan sekali pandang bisa saja. Baginya, seumur hidup itu tidak cukup untuk melupakan.

“Maukah kamu menerimaku dengan segala masa laluku?”
Itu jawabannya sebelum beranjak dari waktu.
“Kedekatan itu bukan persoalan jarak” dia belum mengerti maksudnya.
“Waktu, tapi!” kataku meyakinkan.
Masih belum percaya dengan tawaranku.

“Bukankah, kehidupan sesudah kematian hanya dipisahkan oleh waktu? Termasuk pula jarak antara kita hanyalah waktu.”

“Aku tidak mungkin berpisah dari masa laluku. Kemanapun aku pergi, dia bagian dari hidupku.” Perlahan aku membaca matanya meneteskan seberkas luka. Tersenyum, dia sendiri tidak mengenal arti senyumnya.

Adalah yang pertamakali yang harus kamu taklukkan adalah ketika kamu rindu bukan pada siapa-siapa. Tapi pada dirimu yang dulu.

“Maukah bersamaku menuju masa depan?”
Lagi-lagi dia masih sibuk mengatur hidupnya. Merapikan kenangan terutama. Dia sudah tahu dengan segala kisah yang akan terjalin.

“Mengapa langit malam begitu indah?” cerutuku suatu pertemuan.
“Yang jelas bukan karena ada kamu” gerutunya.

“Karena kita melihat bintang-bintangnya. Bukan gemerlapnya.”
Dia berusaha membetulkan kaca pada matanya. Mungkin kali pertama baru melihat cahaya yang sudah lama ia nanti.

Pun kehidupan, ada yang sibuk mempermasalahkan masa lalu padahal dia sudah di masa kini. Adapula ingin segera bertemu masa depan, dia masih disini. Apapun, waktu itu tidak pernah terlambat apalagi datang sebelum waktunya. Ada saja manusia ingin segera bertemu senja sementara dia baru saja menyaksikan kicauan ayam jantan. Tidak semangat pagi, cemberut jadinya. Sebagian lagi ingin melanjutkan mimpinya semalam yang terpotong azan fajar. Padahal matahari sudah mulai tersenyum. Dia sudah bertemu kenyataan.

Adanya, masing-masing manusia punya cerita akan masa lalunya. Tersebutlah penuh senyum, tangis, kelam dan setumpuk rasa.
Kamu tahu, Umar zaman jahiliyyah itu sosok yang paling membenci Rasulullah. Ingin membunuhnya bahkan. Setelah bersyahadat, dia-lah tak rela Nabi meninggalkannya. “Siapa yang mengatakan Muhammad telah meninggal saya akan memenggal lehernya!” tegasnya.
Dia bersedih. “Saya pernah mengubur hidup-hidup anak perempuanku.”
Dilain waktu dia tersenyum sendiri. “Dulu, kalau bersafar saya akan membersamai Tuhan-Tuhanku yang dari roti itu. Tatkala lapar, terpaksa aku memakannya.” kenangnya.   

Berbuat baiklah pada yang tersisa, niscaya diampunkan pula yang telah lalu.
Perjalan ini tidaklah lama. Cuma karena kita berjalan kedepan menghadap ke belakang. Terlalu lama menoleh ke belakang, semakin takut pula kamu  melangkah. Seberapa erat kamu mempertahankan masa lalu. Kamu akan mati memegang masa lalumu. Karena masa lalu itu akan selesai.

 “Setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Mereka punya cara tersendiri menemukan takdirnya. Dan Allah punya semua cara itu.”

Selamat berakhir pekan!

2 komentar:

  1. Semoga masa lalu dijadikan motivasi untuk maju
    bukan takut untuk maju. aamiin.

    BalasHapus

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_