Seorang desainer Internasional asal Jepang pernah bersyair,
“Un arbe c’est vert. Tous les arbres sout
verts. On a tellement vu d’arbress verts. Que I’on oublie qu’il existe.Aussides
abres roses. Mais si tous les abres etaient roses. Je vous aimais parle”.
“Pohon
itu hijau. Pepohonan itu hijau . Kita terlalu sering melihat pohon hijau .
Sehingga kita sering lupa bahwa, ada pula pohon merah. Tetapi bila semua pohon
berwarna merah. Aku akan senang berkisah padamu. Tentang pohon hijau. Betapa
indahnya dunia ini."
Kenzo Takada ingin mengatakan, “Keindahan dan
kebahagiaan ternyata kesederhanaan itu sendiri”. seperti halnya pepohonan dan
dedaunan hijau sekeliling kita. Pernahkah
anda berfikir hijau adalah warna terindah? Bagaimana jika seluruh warna daun
itu merah jambu? Tinggal di gurun pasir tanpa pepohonan hijau sudah cukup
membuat kita bosan. Sungguh kesibukan, kerumitan dan kemewahan telah
memalingkan kita dari kesederhanaan yang indah itu!
Banyak orang menginginkan kebahagiaan, namun dengan cara rumit, berbelit bahkan berbuat maksiat. Padahal betapa sederhana kebahagiaan itu. Berapa banyak orang berusaha menangis agar bisa bahagia.
Lebih
dari itu, “Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir
sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas
dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal,
sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah
pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah” (QS. Al-Kahfi: 31).
Ada ribuan warna, namun hijaulah warna
pakaian terindah dan kebahagiaan abadi. Tentu keindahan dan kebahagiaan surga
belum pernah terpikirkan oleh siapapun!
Keindahan dan kebahagiaan bukanlah sesuatu yang rumit. Semua berawal dari kesederhanaan. Resepnya cukup
sederhana, “Nikmatilah hidup ini sebagai karuniaNya”. Setiap ujian ada himah
dibaliknya. Seorang muslim, ketika ditimpa musibah ia bersabar. Disaat
mendapatkan kenikmatan ia bersyukur, sederhana bukan?
Senyum tulus, sapaan dan salam hangat itu
sudah cukup membuat orang lain bahagia bertemu anda. Ucapan ringan,
“subahanallah, Alhamdulillah, wa Laa ilaha illallah wallahu akbar” sudah bisa
menjadi pemberat amal di hari kemudian. Kegelapan karena lampu mati sudah cukup bagi Abdullah ibnu Mubarak
menangis merenungi bagaimana keadaannya kelak di alam kubur. Bahkan infaq
sedekah itulah hakikat (harta) amalan anda yang dilipatgandakan. Di hari dimana
tidak bergunanya harta dan anak-anak.
(dimuat pada Majallah Sedekah Plus, rubrik Oase Iman edisi februari 2014 M).
0 komentar:
Posting Komentar