Social Icons

Pages

Akhir yang Manis




Seorang alim ulama se-zaman Imam Bukhari punya kisah menakjubkan diakhir hidupnya. Imam Abu Zur'ah juga seorang Imam ahli hadits. Namun sebagian menurut kita agak asing namanya. Lebih kenal Imam dengan Imam Bukhari. Begitulah Allah melebihkan Beliau dari Imam-imam ahli hadits lainnya. Alaa kulli hal, Imam ini juga punya banyak murid-murid mengambil, meriwayatkan hadits darinya. 

Ada kisah menarik saat-saat menjelang
 
 wafatnya, sedikit lagi akan sakratul maut. Saat itu murid-muridnya sudah hadir mengelilingi sang guru. Namun tidak semudah mentalqinkan syekh-nya yang alim itu. Tentu mereka segan.

Maka mereka-pun mencari cara bagaimana beliau bisa ditalqinkan mengucapkan kalimat Laa ilaha illallah. Singkat cerita, dibacakanlah hadits yang beliau ajarkan pada mereka. Hadits yang memuat kalimat tauhid tadi. Mulailah murid-muridnya bergantian membacakan sanad silsilah rijal sampai perawi haditsnya. Hadits diriwayatkan dari Fulan, dari Fulan.. hingga tibalah giliran, "Man kaana akhiru kalaamihi..." sejenak orang-orang-pun hening terdiam. Berharap syekh tadi melanjutkan haditsnya.

Dengan taufik dari Allah, sang Imam-pun melanjutkan, “Laa ilaha illallah” disaat nyawa-nya pun dicabut. Kemudian muridnya menutup, “Dkhalal jannah, masuk surga”. Subahannallah!




Begitu indah skenario hidup sang Imam tadi. Hingga dipanggil oleh Allah dalam keadaan mengucapkan kalimat tauhid. Dan itulah sebaik-baik penutup hidup.

Namun  bagaimana kita bisa melakukan hal yang sama menemui Khusnul khatimah? Mungkin diantara kita mengatakan, “Begitu mudahnya mengucapkan kalimat tauhid ini, apa susahnya”. Tidak semua orang diberikan kekuatan untuk melakukannya. Sebab mengucapkan kalimat ini bergantung sejauh mana kita menerapkan konsekuensi syahadat. Bagaimana kita menerapkan konsekuensi dalam amalan keseharian.

Dalam melakukan start beramal, “Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niatnya”. Jaga keikhlasan niat beramal. Kemudian saat melakukan amalan perhatikan, “Sesungguhnya amalan dinilai dari penutupnya”. Apakah akan ditutup dengan khusnul khatimah ataupun suu’ khatimah.

Ibnu Katsir pernah mengatakan, “Siapa yang hidup pada sesuatu, maka iapun akan diwafatkan dalam sesuatu itu. Dan barangsiapa yang diwafatkan dalam sesuatu, akan dibangkitkan sebagaimana”. Orang yang selalu melakukan suatu amalan maka besar kemungkinan besar ia akan dipanggil dalam keadaan tersebut.

Ibnu Qoyyim mengatakan, “Amalan orang yang lalai hanya akan menjadi kebiasaan. Sedangkan kebiasaan orang yang senantiasa memeriksa niatnya akan bernilai ibadah”.  

Kaidah yang biasa disebutkan ulama, “Al-‘Ibratu laisa binaqsil bidaayah, walaakin bikamaalinnihayah. Ibrah bukanlah diukur dari kekurangan awalnya. Tetapi kesempurnaan pada akhirnya”. Artinya seseorang dinilai bukan dari awalnya, namun ditentukan akhirnya. Apakah ia mengakhiri hidupnya dengan kebaikan atau ditutup dengan keburukan.

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mengakhiri, menutup hidupnya dengan kebaikan, khusnul khatimah, semoga!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_