Social Icons

Pages

Gerak Jalan

Tadi ashar ada lewat bunyi sempritan peluit dari sekumpulan anak-anak kecil. Saya langsung berfikir, “Apa yah yang  bisa ditulis dari inspirasi anak-anak kecil ini?”
Sebenarnya, alasan tidak menulis karena
tidak punya inspirasi itu
terbantahkan! Inspirasi sekeliling kita banyak sekali. Lagi jalan-jalan dan apapun kejadian lewat, yang anda alami. Menulis layaknya tukang kumpul inspirasi. Kalau ada terbetik terlintas dipikiran baru kita pungut satu-satu. Bagi sebagian orang mungkin ini inspirasi sudah menjadi sampah kehidupan. Bagi penulis, sampah-sampah kehidupan itu kemudian bisa diolah menjadi kompos inspirasi!
Saat inspirasi sudah berguguran makna,
Kita yang mengartikannya  
Ketika orang sudah melupakan kenangan,
Kita yang menceritakannya!
Msc_
            Teringat masa SD, saat harus menjadi bagian dari kumpulan anak kecil tadi. Gerak jalan menyambut hari Kemerdekaan Republik ini. Semangat juga sih, soalnya harus keliling kota setidaknya lima kilometer. Disaksikan seluruh masyarakat.

            Tapi apa itu sekedar nostalgia atau nostalGila belaka? Apa sih yang bisa dipetik dari gerak jalan? Sekedar menghabiskan waktu berhari-hari latihan untuk satu hari saja?
Bayangkan, untuk tampil jalan lima kilometer dibutuhkan latihan berjalan berkilo-kilo sebelumnya. Kira-kira seperti itu rumus sederhana dari kesuksesan hidup. Kadang, kita suka-nya instan-instan aja. Gak mau pusing soal latihan. Selalu saja the power of kepepet. Lama-lama jadi the power of nekat. Segalanya butuh persiapan!

            Dalam al-Qur’an ayat-ayat jihad, Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Anfaal:60).
Pertanyaanya sekarang, “Apa yang telah persiapakan untuk kejayaan islam?
Belajar? Atau setengah-setengah datang pengajian!

            Mungkin ada juga sih yang berfikir, “Buat apa gerak jalan, teratur sekali!”. Yup hidup itu memang butuh keteraturan! Kalau orang mau-nya beragama tanpa diatur, itu namanya kehancuran.
Ngapain sih jenggot harus dipelihara, kumis dicukur?”
“Masa kita wanita, disuruh menutup aurat, bukankah kecantikan harus dinampakkan, Allah menyukai keindahan?”
Setidaknya seperti itu segelintir orang yang protes terhadap peraturan langit!
Gimana jadinya, anak-anak tadi dari satu regu tadi, masing-masing punya peraturan sendiri. mau jalan sendiri. terserah apa kata peluit. Nggak mau pake baju seragam, tergantung inisiatif pribadi. Rancu?

             Islam datang mengatur kehidupan manusia. Untuk lebih berjalan sesuai kodrat manusia.
“Ini khan kesetaraan gender! Perempuan berhak juga dong jadi pemimpin negara!” katanya.
Iya, tapi Allah lebih tahu mana yang sesuai kodrat, mana bagiannya laki-laki mana perempuan.
Kalau sudah bersyahadat, itu pertanda persetujuan kita terhadap apa-pun perturan islam. Kita punya al-Qur’an hakim kehidupan.

             Namun, keteraturan hidup tidak selamanya dinilai dari kenampakan yang ada. Kalau anak-anak SD begitu rapinya mungkin gerak jalan. Tapi toh, di rumah juga sembarangan simpan pakaian, sepatu dan kaosnya.
Orang dewasa,  tidak juga ikut gerak jalan. Malah gerak jalan santai. Tidak terikat baris-berbaris. Tapi, justru lebih bisa mengatur hidupnya.
Hidup teratur, bukan sekedar seremonial baris-berbaris. Ketika hidup anda sudah sesuai tuntunan Pencipta, al-Qur’an dan sunnah.

             Anda mungkin yang sudah teratur jadwalnya, setiap sebelum sesudah lebaran  ziarah kubur. Itu sih nggak masalalah, biar mengingat mati. Tapi kalau sudah meminta-minta sesuatu di luar kebiasaan, itu baru masalah luar biasa! Bagaimana mengakui Allah satu, sementara meminta juga kepada yang lain?
Yang namanya teratur dalam islam, semisal shalat. Teratur shalatnya sesuai jadwal. Shalat subuh pukul lima subuh. Yang tidak teratur hidupnya, kalau shalat subuhnya baru pukul enam bahkan matahari sudah terbit dari tadi.
"Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetapkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103). Artinya harus teratur jadwal shalatnya. Jangan ditunda-tunda. Menunda kebaikanEs sama saja memperlambat kesuksesan.

             Setahu kita, belum pernah ada kejadian pemimpin gerak jalan lebih dari satu orang. Pastinya Cuma satu. Apalagi pemimpin upacara. Pembinanya pasti bingung kalau  hormat pada dua, tiga dst pemimpin upacara.
Sedangkan, menciptakan keteraturan kelompok gerak jalan Cuma butuh pemimpin. Bagaimana lagi mengatur alam semesta?

              Tuhan yang Maha Esa, Allah itu memang Cuma satu. Tidak ada duanya. Maka sungguh tidak masuk akal orang yang mengakui Tuhan lebih dari satu. Bukan fitrahnya!
Jika tidak diatur oleh Allah yang satu, pastinya benda-benda langit akan saling bertabrakan. Ketika manusia sudah berjalan diluar koridor garis edar peraturan langit. Disitulah muncul kehancuran
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thahaa:124).
Semoga kita bisa mengatur kehidupan sesuai way of life, al-Qur’an dan Sunnah
6 Syawwal 1434 H
Msc_

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_