Social Icons

Pages

Pulkam

Ketika kata sudah berguguran arti.
Hanya kita menyemai makna.
Mereka sudah melupakan masa lalu.
Kita yang menyemat kenangan.


Kini, kita mungkin begitu sulit bercanda, bermain lagi. Kecuali kita bertemu di masa lalu. Tetapi, tinggallah pemanis telinga saja.
Apa sih arti dari sebuah pulang kampung? Kenapa bukan pulang kota!
Mengenang masa-masa kecil? Yup, itu tinggallah sejarah terlampau kuno.


         Tempat yang biasa saya bermain layang-layang, menangkap jangkrik di malam Ramadhan.  kini sudah menjadi perumahan. Saking doyannya, kami pernah berangkat  usai shalat subuh Ramadhan jalan keliling sambil ke sawah cari jangkrik. Paling mengerikan, saat Tuan sawah datang dan marah-marah lahannya diobrak-abrik. Sementara tanaman jangungnya sudah mulai berbuah. Minta ampun, kita dikejar pakai sabit. Seorang teman agak gemuk lari terbirit-birit, terpaksa meninggalkan sendal jepitnya demi menyelamatkan diri.

           Sumur yang selalu dilewati pergi shalat tarwih sudah tidak kelihatan angker lagi. Disekelilingnya sudah banyak dibangun rumah. Uniknya, bagaimanapun musim kemarau panjang tetap saja airnya ada. Kenapa angker? Tepat di samping sumur ini ada pohon beringin. Dulu, katanya sering dibawa sesajian. Tapi lambat laun masyarakat sudah meninggalkan kesyirikan seperti itu.

           Kelelawar yang biasa hinggap di pusat kota kelihatannya agak berkurang. Padahal itu satu-satunya hewan langka di bumi Latemmamala. Salah satu mitos penting, kalau mau jadi orang Soppeng, anda harus dijatuhi kotoran kelelawar. Sampai ada yang bilang, jika kelelawar sudah tidak ada di Soppeng, maka akan terjadi bencana. Tapi menurutku, menjadi orang Soppeng itu sederhana, cukup anda menikah dengan orang disini!
Kalau teman-teman semasa kecil sudah banyak berubah. Sudah ada pergi merantau, kerja ataupun menikah. Masing-masing sudah menemukan jalan hidupnya sendiri.

         kalau bicara kuburan, waktu kecil sehabis pulang sekolah sore biasa singgah bermain salah satu kuburan penting di daerah ini. namanya pekuburan Jera' Lompoe. Seperti satu lokasi yg sudah dipugar. Punya taman-taman, makanya kita biasa main kejar-kejaran sampai menangkap sarang burung. Hampir semua Raja-raja, Datu Soppeng ada kuburannya disini. Tidak heran kalau sedikit angker lagi. Tidak asing lagi kalau seusai lebaran banyak yang pergi berdo'a. Sampai-sampai kita biasa dapat uang koin di bawah kuburan. Karena salah satu kuburan Raja terpenting ada ruangan di bawahnya. Memungkinkan orang masuk. Entah untuk apa. Nah disitu biasa orang melempar uang.

         Satu lagi, tidak sah kalau anda ke Soppeng tidak mengunjungi Lejja. Tempat permandian air panas. Saking panasnya, di hulu sungai anda bisa memasak telur. Jaraknya sekitar satu jam perjalanan dari kota watanSoppeng. Tapi ingat, disana masih ada sisa kesyirikan, menggantung sesuatu di pohon biar ketemu jodohnya.

           di kampung memang kebanyakan masih tersisa kesyirikan. Dan itulah masalah besar umat islam hari ini. Pernah cerita sama Kakek seorang teman katanya, dulu disini pernah ditegakkan syariat Islam zaman Kahar Muzakkar. Wanita yang keluar rumah tanpa menutup aurat biasanya langsung digunting rambutnya. Yang mencuri dipotong  tangannya. Tetapi itulah, seiring berjalannya zaman. masyarakat mulai meninggalkan Syariat islam sesungguhnya. Ini karena dakwah dan pembinaan umat tidak berjalan.

           Suatu ketetapan, ditakdirkan dibesarkan di daerah ini. itulah Kenapa Rasulullah sengaja dikirim ke bani as-Sa'diyyah disusui oleh Halimatus sa’diyah. Agar bisa terbiasa dengan udara, dan kondisi arab asli. terutama bahasa arab fushah. Memang sih, terkadang kita ketemu sama orang, “Saya juga orang Soppeng, bapak ibu dari sana”. Tetapi pas ditanya lagi, “Tapi tidak bisaka bahasa bugis! Kalau orang bicara saya pahamji”. Rasanya ada kriteria yang kurang, orang Soppeng tapi tidak tahu bahasa bugis! 

            Bagaimana kalau sewaktu-waktu anda dikirim berdakwah di daerah. Bagaimanapun bagusnya ceramah, kurang pas kalau tidak berbahasa bugis. Karena ada juga orang di kampung tidak tahu bahasa indonesia sama sekali.
            Ciri khas daerah ini adalah kotanya layaknya pegunungan. Kalau istilahnya, bandungnya Sul-sel. Makanya disini tidak laku yang namanya bentor apalagi becak. Makanya ada istilah pantai kering. Kenapa kering? Disini tidak ada laut selain danau. Sebagian besar penduduknya, mata pencaharian sebagai petani. Tapi satu disayangkan, saya tidak pernah turun, tahu menanam padi! cuma menjemur gabah saja.

             Mengenai bahasa, setiap daerah bugis memang punya khas logat dialek tertentu. Tidak sekeras Sidrap, tidak juga sehalus Bone. Mungkin pertengahan diantara keduanya. Tapi kalau orang Soppeng berbahasa Indonesia logat bugis bisa ditebak. Makanya, pernah bawa materi salah satu SMA di Makassar. Saya ditanya to the point, “Orang Soppengki Kak???”

             Ada teman bilang, “Orang Soppeng itu cirinya, SOPan dan PENyayanG”. Mereka kebanyakan sukses di perantauan. Makanya penduduk kota wantansoppeng tidak terlalu padat. Kalau sudah sukses biasanya tidak mau lagi kembali ke daerahnya. Memang hanya segelintir orang, tetapi biasanya menempati posisi penting.

              Sebenarnya masih banyak yang bisa diceritakan tentang Soppeng. Yang berbeda dari daerah bugis lainnnya. Lain kali akan kita angkat tema adat budaya istiadatnya. Tapi ini bukan ta’assub lho!

Intinya, apa sebenarnya hakekat dari pulang kampung itu. Apakah kita sekedar berlebaran, berbagi cerita masa lalu?
Daun pintu 20 tahun lalu, sama saja buatku besarnya. Tidak ada yang berubah. Hanya warna sedikit layu menyimpan kenangan. Ternyata, hanya diri kita berubah semakin tua. Pintu tadi tidak akan pernah ditanya apa yang telah dilakukan di dunia ini. Ia hanyalah saksi dari sekian sandiwara dunia kita. Bahwa kita memang semakin dekat dengan kamatian!

5 Syawwal 1434 H
Msc_

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_