Social Icons

Pages

Ucapanmu Pikiranmu

Suatu detik, seorang teman kelas meminta nomor HP, “Berapa no-nya antum?”
Tentu tanpa ragu, “Cuma 12 nomor!”.

Yang salah pertanyaannya atau pemahamannya?
Meskipun yang dimaksud segera menyebutkan no HP.
Tapi itukan bahasa, menggabungkan logika dan realita!
Setelah disebutkan, “Kosong delapan satu…”
Bukankah , kosong berarti tidak ada!
Akhi, penulis itu tidak hanya baik tutur tulisannya, tapi juga tutur katanya sesuai kaidah bahasa. Katanya dakwahnya sudah go nasional. Kalau memang anda tokoh nasional. Bahasanya juga dong jangan Cuma melokal. Pake, mi, di, ki, ta, kadan kekurangan  atau kelebihang vitamin G!
 Coba dengar baik-baik penyiar radio. Dia pasti, “Nol delapan satu..”

“Untuk mempersingkat waktu, “
masyaAllah! Antum pake mesin waktu abad keberapa?
Allah sendiri menetapkan waktu tidak bias dimajukan, mundur apalagi dipersingkat sedetikpun?
Efisien-kan waktumu kawan!
“Kepada pemateri dipersilahkan maju ke depan”.
Memangnya ada maju ke belakang? Mundur ke depan, naik ke bawah, turun ke atas?
Kita bisa berdebat nih!

Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Kesalahan kalian dalam berbicara (nahwu) lebih berbahaya daripada kesalahan dalam memanah”.

“Akhi, jam berapa acaranya?’
Apalagi kalau yang berkata seperti ini orang Matematika, diragukan ke-mati-matikaannya!
Ada satu bab terlewatkan, jam digunakan untuk menyata jumlah satuan. Seperti, “Berapa jam perjalanan”.
Kalau menunjukkan waktu, “Pukul berapa?”. Coba periksa baik-baik undangannya. Disitu tertulis jam atau pukul.
Kata dosen saya, “Bahasa paling fasih setelah bahasa Arab, itu bahasa bugis”.
Mereka selalu bilang, “Tette siagani?”. Tette adalah verb atau fi’il berarti pukul, siaga berapa.

“Kamu sih sebenarnya jurusan apa, IPA atau IPS?”
“Saya anak UNeM”
Inikan singkatan, jadi tidak perlu dieja!


Kenapa nyamuk itu tidak pernah punah?
Selama masih dijual obat nyamuk. Justru tambah subur.
Baru berkurang kalau yang dijual racun nyamuk.

The last, anda tidak perlu nge-blank, nge-hang-lah atau nge-eror segala.
Cukup bertutur kata yang baik. Pelajari juga kaidah bahasa. Kapan, bagaimana digunakan. Memang, menghilangkan kebiasaaan berbicara seperti tadi tidak semudah itu. Bahkan diluar kendalipun nyatanya sudah jadi alam bawah sadar.
Juga sering saat jadi pemateri, "Tarbiyah adalah solusi merubah umat ini!"
perasaan, rubah itu nama makhluk!
Jadi, mari kita mengubah umat ini dimulai dari tutur kata yang baik!

Ubah kebiasaan dengan kebiassan pula.

Kesalahan dalam berbicara lebih fatal dari kehilangan harta!

Menulislah dalam keadaan apapun!
Msc,

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_