Social Icons

Pages

Pilihan yang Menentukan



Di zaman serba modern, yang serba instan membuat manusia kadangkala merasa tidak butuh dengan sesuatu yang sifatnya-hubungan kepada sang Pencipta. Berdo’a dikala tertimpa musibah maupun dikala mendapat kemudahan.
Meminta petunjuk, hidayah dalam setiap langkah di muka bumi.

Siapa diantara kita, sepulang dari tempat kerja, dari kuliah, dari sekolah yang sesampai di rumah dengan selamat sembari mengucapkan,

“Alhamdulliah”.

Tidak sedikit orang yang mengandalkan kecerdasannya, kemampuan retorikanya, kemapanan finansialnya dan segala kelebihan yang dimilikinya. Padahal Allah Maha Kuat dan Mengatur segala sesuatu. Kita tidak punya kuasa atas segalanya.

Kita akan mendapatkan banyak pilihan-pilihan dalam hidup. Kadangkala membuat diri menjadi dilema. Atau sekalipun kita punya pegangan yang kuat, kemantapan hati.

Terhadap hal-hal menyangkut pilihan tetaplah harus meminta petunjuk dariNya.
Istikharah sebelum menentukan pilihan. Ketika hendak membeli rumah, kendaraan, melamar pekerjaan, melamar-dilamar, memilih usaha dsb. Terkecuali yang menyangkut ibadah seperti shalat, puasa, dll, maka hal ini tidak membutuhkan istikharah, sebab memang adalah kewajiban.

Jabir radiallahu 'anhu mengatakan, “Rasulullah mengajarkan kami istikharah dalam semua urusan sebagaimana mengajarkan sebuah surah dalam al-Qur'an”. menghafalkan do’a istikharah seperti hafalan surah al-Fatihah.

Tidak sedikit juga yang menyesalkan atas pilihan hidup yang telah ia tetapkan lalu menjalani akhirnya berbuah penyesalan. Sebab sedari awal hanya mengandalkan kemampuannya, kecerdasannya, hartanya, kebanggaan dirinya. Lalu lupa menyandarkan semua pada Allah, Rabb semesta alam, istikharah sebelum memilih.

Bagaimana lagi jika ingin memilih pasangan hidup. Yang jangka waktunya bukan sehari dua hari, tapi menyangkut separuh dari agama. Ketika melamar seorang gadis, akhwat aktifis, baik agamanya, sekolah di perguraan tinggi islam. Sehingga dia membuat kesimpulan sendiri, "Buat apa lagi istikharah, dia sekolah agama".

Sebaliknya pula, ketika seorang perempuan dilamar oleh seorang lelaki-yang menurutnya wah gitu- "Kenapa harus istikharah, dia orangnya baik kok, masya Allah, ikhwah sholeh, alumni perguruan islam" bikin klepek-klepek sehingga melupakan untuk istikharah.

Bagaimana pun dalam hidup ini, akan banyak pilihan-pilihan yang tentu saja dikemudian hari kita tidak akan pernah bisa kembali mengulangnya. Kembali ke rencana semula lalu mengubah keadaan, sama sekali tidak. Setiap pilihan akan ada konsekuensinya. Tidak lantas mengandalkan kehebatan sendiri membuat kita tidak lagi butuh dengan pertolonganNya. Tidak butuh lagi petunjukNya.

Tetapi menyandarkan diri, semua urusan, tawakkal hanya kepada Allah. Awali setiap langkah kita dengan istikharah. Untuk lebih berani memulai.
*Msc

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_