Social Icons

Pages

Menulis itu





Pagi itu, seorang diri di kelas. Menunggu jam kuliah tauhid dimulai. Sedari tadi bercengkrama dengan tarian keyboard. Satu persatu
kata-pun terpintal. Sesekali masa kini  hendak bertemu
dengan masa lalu yang tak pernah kembali. Satu-persatu kata mulai berguguran makna. Hingga pada suatu hipotesa, “Akankah kita menjadi titik diantara kumpulan kata?”

Entahlah, setiap manusia punya cara berbeda menemukan takdirnya. Setiap kita diuji akan kemampuannya. Bagaimana keimanannya. Hasil itu musti, tetapi cara berarti.

Lamunan tiba-tiba hening oleh gertakan suara, “Kamu  suka menulis?” rayunya.
“Hmm.. entahlah, menulis itu seperti apa..”
“Tapi khan aku melihatmu, setiap kali berduaan dengan laptop selalu saja berfikir, merenung, menduga dan mengetik”

Iya, aku menemukan serpihan-serpihan hidup kala menulis. Dunia luar seolah melihatku. Meskipun sendiri tak pernah memikirkan apalagi membayangkannya. Menulis, menemukan jati diri. Disana ada segudang inspirasi yang butuh makna. Sejagat ide yang perlu diartikan. Menulis adalah berbicara di atas kertas.

 Tidakkah kau melihat, seorang bisa bangkit dari frustasinya setelah ia mengartikannya dalam kata. Seorang merasakan betapa nikmatnya menulis disaat-saat maut menjelang mautnya. Hingga akhirnya rautan penanya masih cukup memanasi air memandikan jasadnya?

Bahkan, seorang yang telah membangun peradaban umat dengan tulisannya. Tidak ada kitab paling shohih setelah al-Qur’an selain karya-nya. Orang menganggapnya telah tiada, namun tidak! Selama tulisannya masih dibaca, saat itu pula ia masih hidup. 

Betapa, menulis membuat seorang bisa menembus batas ruang dan waktu. Saat tulisan bermanfaat, diamalkan orang lain. Tidak ada harta warisan paling berharga selain tulisan! Maukah anda mewarisinya?


Menulis tidak sekedar mengungkapkan rasa dalam kata,
Juga mengalirkan kata dalam makna.
Msc_



9 komentar:

  1. kalimat terakhir itu lho... bener sekali. yuk warisi.
    Betapa, menulis membuat seorang bisa menembus batas ruang dan waktu. Saat tulisan bermanfaat, diamalkan orang lain. Tidak ada harta warisan paling berharga selain tulisan! Maukah anda mewarisinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup.. Tidak ada warisan paling berharga dari seseorang amal jariyahnya.. termasuk tulisannya yang bermanfaat...

      Hapus
  2. Menulis bisa berarti banyak. Keep writing till the end :)

    BalasHapus
  3. Masya Allah, setuju. Kalau sudah menulis, seolah-olah dunia ada di jemari kita. Seperti yang Rasulullah ucapkan, sesungguhnya orang mukmin berjuang melalui pedang dan lidah (tinta)-nya.

    BalasHapus
  4. bagi aku menulis itu mengukir sejarah

    BalasHapus
  5. hanya sedang menulis.. di kotak komentar..

    BalasHapus

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_