Social Icons

Pages

Ketika Kebaikan Menghapus Kesalahan

Seorang MC cukup membuat peserta ‘kaget’ diakhir acara. Bukan karena kata-katanya yang menyihir, namun menggelitik. Meskipun pembawaannya lucu, masih membuat berfikir kritis. Ia mengatakan, “Mohon maaf jika dalam memandu acara ini ada kata-kata kami yang tidak berkenan dihati saudara sekalian. Mohon diampunkan kepada Allah. Karena kami ini bukan mahkluk halus, tetapi makhluk
kasar, yang punya banyak kesalahan.”
Siapa sih diantara kita yang tidak punya kesalahan? Semua pastinya punya dosa kesalahan. Summiya al-insan likatsrati nisyaan, dalam bahasa Arab manusia disebut insan karena banyak lupa. Banyak lupa banyak juga berbuat salah. Baik itu kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Semua kesalahan di dunia ini tidak mungkin kita lakukan semuanya. Maka sejatinya kita belajar dari kesalahan orang lain. Orang yang cerdas adalah yang bisa mengambil hikmah pelajaran dari orang lain.
Terutama khilaf, dosa maksiat kepada Allah. Sangat sulit dipungkiri. Berapa kali kita berbuat salah, melanggar laranganNya, menyelisihi perintahNya? Saking banyaknya, kita tidak bisa hitung. Namun setiap detik tetap saja kita diberikan nikmatNya. Begitu Maha Pengasihnya Allah pada hambanya.
Kesalahan, dosa kepada Sang Pencipta  itu sih peluang dimaafkannya besar sekali. Kecuali dosa besar semisal syirik yang sangat sulit diampuni. Karena Allah bisa saja mengampuni kesalahan kita tetapi tidak semudah mengampuni dosa syirik. Inilah dosa yang paling besar. Allah memang Maha Pengampun, tetapi juga mengazab pedih bagi yang berbuat dosa. Namun, sebaik-baik manusia yang bersalah adalah mereka yang selalu bertaubat. Allah menyukai orang membersihkan dirinya.
Yang sulit dimaafkan adalah kesalahan kita pada sesama manusia. Makanya Allah memuji orang-orang yang suka memaafkan. Sadar tidak sadar, dalam pergaulan dengan manusia ada saja namanya ‘gesekan’ persaudaraan. Kita berselesih pendapat, menggibah orang lain secara tidak langsung menyakit perasaanya.
Rasulullah pernah bertanya pada sahabatnya, “Tahukah kalian orang yang bangkrut di hari kiamat kelak?” Sahabat beranggapan, bahwa yang bangkrut itu adalah hartanya. Tetapi tidak. Orang yang bangkrut di hari kiamat kelak adalah orang yang amalnya habis lantaran menebus dosanya sesama manusia. Jika amalnya sudah hilang, maka dosa orang lain yang ia ambil. na’udzubillah.
Maka jangan terlalu manggampang-gampangkan berbuat kesalahan kepada orang lain. Ibarat paku yang telah ditancapkan di dinding. Bagaimanapun kita berhasil mencabutnya kembali, tetap saja ada bekas-bekas luka dan lara.
Kita mungkin hanya butuh sedetik untuk menyakiti hati orang lain. Semenit untuk segera minta maaf. Namun terkadang seumur hidup itu sulit untuk sekedar memaafkan!
Ada perkataan menarik dari seorang ulama, bagaimana ia menjaga hubungan persaudaraannya agar tidak mudah retak. Sufyan ats-Tsaury -rahimahullah- mengatakan, “Hubunganku dengan saudara se-imanku ibarat seutas benang. Jika ia yang menarik benangnya, maka aku yang mengulurkannnya. Jika ia merenggangkannya maka aku yang menariknya. Agar tali persaudaraanku itu tidak renggang dan putus.”
Seorang bijak juga pernah mengatakan, “Jika aku bertemu kepada orang yang lebih tua dariku. Maka aku berprasangka ia sudah lebih banyak berbuat kebaikan dibanding aku yang punya banyak kesalahan. Jika aku bertemu dengan orang yang lebih muda dariku. Maka sungguh aku sudah lebih lama hidup dibanding dirinya lebih sedikit dosanya.”
Kawan! Hidup terlalu singkat. Jika kita diberi umur yang panjang, jangan dihabiskan justru memperbanyak dosa lagi. Tetapi berusahalah mengurangi dosa kesalahan dengan kebaikan. Semakin tua umur harusnya kita semakin bijak dan sadar untuk tidak terjatuh pada kesalahan yang sama. “Ya Allah, jadikanlah kematian adalah peristirahatan kami dari segala keburukan.”
Nah salah satu cara menghapus kesalahan dengan kebaikan adalah berpuasa. Alaa kulli hal, besok senin nih tanggal 14 Oktober adalah hari arafah bertepatan tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Kapan lagi ada kesempatan beramal menghapus dosa dua tahun! Apalagi bertepatan pula hari senin. Rasulullah sangat senang jika amalannya diangkat ke langit untuk diperiksa sementara beliau sedang berpuasa. So jangan lewatkan kesempatan langka ini!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_