Seorang
MC cukup membuat peserta ‘kaget’ diakhir acara. Bukan karena
kata-katanya yang menyihir, namun menggelitik. Meskipun pembawaannya
lucu, masih membuat berfikir kritis. Ia mengatakan, “Mohon maaf jika
dalam memandu acara ini ada kata-kata kami yang tidak berkenan dihati
saudara sekalian. Mohon diampunkan kepada Allah. Karena kami ini bukan
mahkluk halus, tetapi makhluk
kasar, yang punya banyak kesalahan.”
Siapa sih diantara kita yang tidak punya kesalahan? Semua pastinya punya dosa kesalahan. Summiya al-insan likatsrati nisyaan,
dalam bahasa Arab manusia disebut insan karena banyak lupa. Banyak lupa
banyak juga berbuat salah. Baik itu kesalahan yang disengaja maupun
tidak disengaja.
Semua
kesalahan di dunia ini tidak mungkin kita lakukan semuanya. Maka
sejatinya kita belajar dari kesalahan orang lain. Orang yang cerdas
adalah yang bisa mengambil hikmah pelajaran dari orang lain.
Terutama khilaf, dosa
maksiat kepada Allah. Sangat sulit dipungkiri. Berapa kali kita berbuat
salah, melanggar laranganNya, menyelisihi perintahNya? Saking
banyaknya, kita tidak bisa hitung. Namun setiap detik tetap saja kita
diberikan nikmatNya. Begitu Maha Pengasihnya Allah pada hambanya.
Kesalahan, dosa kepada Sang Pencipta itu sih peluang dimaafkannya besar sekali. Kecuali dosa besar semisal syirik yang sangat sulit diampuni. Karena Allah bisa
saja mengampuni kesalahan kita tetapi tidak semudah mengampuni dosa
syirik. Inilah dosa yang paling besar. Allah memang Maha Pengampun,
tetapi juga mengazab pedih bagi yang berbuat dosa. Namun, sebaik-baik
manusia yang bersalah adalah mereka yang selalu bertaubat. Allah
menyukai orang membersihkan dirinya.
Yang sulit dimaafkan
adalah kesalahan kita pada sesama manusia. Makanya Allah memuji
orang-orang yang suka memaafkan. Sadar tidak sadar, dalam pergaulan
dengan manusia ada saja namanya ‘gesekan’ persaudaraan. Kita berselesih
pendapat, menggibah orang lain secara tidak langsung menyakit
perasaanya.
Rasulullah
pernah bertanya pada sahabatnya, “Tahukah kalian orang yang bangkrut di
hari kiamat kelak?” Sahabat beranggapan, bahwa yang bangkrut itu adalah
hartanya. Tetapi tidak. Orang yang bangkrut di hari kiamat kelak adalah
orang yang amalnya habis lantaran menebus dosanya sesama manusia. Jika
amalnya sudah hilang, maka dosa orang lain yang ia ambil. na’udzubillah.
Maka jangan terlalu manggampang-gampangkan berbuat kesalahan kepada orang lain. Ibarat
paku yang telah ditancapkan di dinding. Bagaimanapun kita berhasil
mencabutnya kembali, tetap saja ada bekas-bekas luka dan lara.
Kita
mungkin hanya butuh sedetik untuk menyakiti hati orang lain. Semenit
untuk segera minta maaf. Namun terkadang seumur hidup itu sulit untuk
sekedar memaafkan!
Ada perkataan menarik dari seorang ulama, bagaimana ia menjaga hubungan persaudaraannya agar tidak mudah retak. Sufyan ats-Tsaury -rahimahullah- mengatakan, “Hubunganku dengan saudara se-imanku ibarat seutas benang. Jika ia yang menarik benangnya, maka aku yang mengulurkannnya. Jika ia merenggangkannya maka aku yang menariknya. Agar tali persaudaraanku itu tidak renggang dan putus.”
Seorang
bijak juga pernah mengatakan, “Jika aku bertemu kepada orang yang lebih
tua dariku. Maka aku berprasangka ia sudah lebih banyak berbuat
kebaikan dibanding aku yang punya banyak kesalahan. Jika aku bertemu
dengan orang yang lebih muda dariku. Maka sungguh aku sudah lebih lama
hidup dibanding dirinya lebih sedikit dosanya.”
Kawan! Hidup terlalu singkat. Jika kita diberi umur yang panjang, jangan
dihabiskan justru memperbanyak dosa lagi. Tetapi berusahalah mengurangi
dosa kesalahan dengan kebaikan. Semakin tua umur harusnya kita semakin
bijak dan sadar untuk tidak terjatuh pada kesalahan yang sama. “Ya Allah, jadikanlah kematian adalah peristirahatan kami dari segala keburukan.”
Nah salah satu cara menghapus kesalahan dengan kebaikan adalah berpuasa. Alaa kulli hal, besok senin nih tanggal 14 Oktober adalah hari arafah bertepatan tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa
Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan
datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang
lalu.” (HR. Muslim).
Kapan
lagi ada kesempatan beramal menghapus dosa dua tahun! Apalagi
bertepatan pula hari senin. Rasulullah sangat senang jika amalannya
diangkat ke langit untuk diperiksa sementara beliau sedang berpuasa. So jangan lewatkan kesempatan langka ini!
0 komentar:
Posting Komentar