Social Icons

Pages

Karakteristik “Tiket”

Suatu hari saya hendak ke seminar, saat berkemas terlewat salam pikiran
“ Buat apa yach susah2 mengorbankan hari libur buat ikut acara ini ???”
“Baru saja ada teman meng-sms info acaranya, apa nggak terlambat datang ke sana“
“Apalagi tiketnya belum di pesan”
Seperti spesial membeli tiket adalah kunci masuknya. Kata orang cara-jitu meng-improve our self’s dengan mengikuti sekaliber seminar, tarining, workshop, talkshow entah bersifat pengembangan diri, manajemen, business, leadership or organization. Hal ini akan membuka cakrawala berfikir kita, setidaknya ada vocabullary baru pemicu bahan semangat motivasi. Sampailah saya pada satu kesimpulan:” apapun theme-nya asalkan berbau trainig tidak akan saya sia- siakan”.

Akhirnya, sampailah saya pada sebuah hipotesa sebagai awal pemikiran pendekatan natural psikolog (calon psikolog he.ee) artinya pembahasannya tidah terikat pada konteks teoritis psikologi, jadi jangan disalahkan dongg!!! Karena psikologi tidak mencari siapa yang benar maupun salah, tetapi mencari mengapa ia bisa salah atau benar. orang itu bisa dinilai karakternya dari cara ia membeli tiket. Pengurutannya berdasarkan waktu pembelian tiket dengan kekurangan dan kelebihan masing- masing. Yupss baca sekhidmat mungkin, siapa tahu bisa menjadi bahan diskusi antara kita.
1. Pro-aktif .
Aliran pertama ini sengaja saya padan-kan kata “pro” bukan bermaksud menggandengkan prototipe hiperaktif, melainkan kecenderungnya mencari tahu.kenapa saya sebut proaktif??? Jauh hari launching perdana promosi iklan tiket, dia sudah pesan bahkan mem-booking apalagi sampai meminta trainer or event organisernya, “ Pak kapan nih buat Seminar di daerahku???” atau ungkapan “Lain kali buat tarining di kotaku!!!” desaknya. Ketika tainernya serentak “insyaAllah bulan depan??!!” fastabiqul khairat “ya saya booking satu blok tiketnya Pak!!!”
Golongan ini tipe karakter orang yang mudah mengambil keputusan, cepat, dan mudah dipengaruhi sudah tentu ia tak mmebutuhkan banyak alasan berteory. Satu kata kamusnya ” action” bukan “No Action Talk Only”
Perencanaan hidupnya ia sudah tuliskan dan catatkan baik- baik dalam “dreems books” lima tahun sepuluh hingga masa Tua apa yang harus ia lakukan. Gambaran hidup kapan ia menyelesaikan study, bekerja dengan cara apa, prestasi, kapan menikah, bagimana generasinya, masa Tua dan bagaimana ia menghabiskan masa hidupnya. Tidak terlalu pusing apa yang harus ia kerjakan. Kalaupun ada masalah, ia sudah mempersiapakan alternatif lain. Terpenting apa dipersiapkan untuk hari “maut” itu. Means of life.
Impian hidup senantiasa membuatnya optimisme menghadapi cobaan meski uban sudah mengingatkan. Dan tak salah juga lho tipe ini beli tiket lebih dari satu. Ya ! dia juga memikirkan orang lain, entah teman karib keluarga ato orang yang dicintainya. Karena biasanya tiket earlybeard itu diskon, apalagi bisa untuk dijual . Yaa kemungkinan ia punya jiwa entrepreuner. Seorang yang selalu memanfaatkan peluang dalam masalah, punya daya kreatif, inovasi . yang jelasnya tipe ini langka lho!!!
2. Editor
Sekaliber editor beneran sebuah majallah, koran, buletin, atau palah yang berbau jurnalistik. Orang ini membeli tiket di pertengahan promosi. Mengapa??? Bisa saja ia butuh lebih dari satu kal imelihat iklan serminar. Kena apa ? ?? ya dia agak lamban mengambil keputusan , biasanya tipe kinestetik. Sesekali ia harus mengedit jadwal kesibukannnya. Semua serba bahan editan namanya juga editor. Tipe orang sibuk tapi lebih sibuk lagi orang ke tiga nanti. Terlepas ia juga punya perencanaan hidup yang sering menyesuaikan dengan kondisi perubahan. Singkatnya jadwalnya berubah- ubah tergantung ia mennentukan prioritas utama. Sehingga harus “shalat istiqorah” untuk menetapkan diantara pilihan!!. Acara yang bertepatan kadang harus mengorbankan kegiatan lain. Istilahnya “chek out”, ketika memilih satu alternatif maka akan ada alternatif lain yang harus dikorbankan. Ia masih butuh 1001 alasan ,engapa ia harus mengikuti, membeli tiket ini??? Menunda pekerjaan sementara untuk menunaikan permaslahan lain.
3. Runner
“jamaah” ketiga ini sempat membuat saya bingung meminjamkan istilahnya, saya sebut saja ia pelari, ibarat pelari marathon yang setiap kali harus memanfaatkan hidup di detik- detik terakhir. Mengapa??? Ya sudah kebayang sendiri khan?? Kapan ia beli tiket. Hmmm tipe ini karakter super-sibuk. Nggak tahu lagi sisuk ngapai entah sibuk mencari kesibukan ato sibuk dengan kesibukannya sendiri. Kenapa??? Ia membeli tiket sehari sebelum acara atau pas hari H setelah sekian kali di ingatkan. Takutnya tidak jadi ikut, dipikirannya hanya dua kata I”ikut” atau “nggak jadi”.
Hampir setiap prestasinya di capai pada detik-detik terakhir. Apalagi memnafaatkan “the power of kepepet” itu bisa jadi pemicu keberhasilan. Ya anda harus tahu juga banayak orang yang suksess dalam hidupnya gara-gara di titik darah pengahabisan. Meminjam istilah intelek fisika, Ketika semesta mendukung “mestakung” saat kita mengalami masa- masa kritis maka saaat itu pula seluruh elemen dalam organiser jiwa raga mendukung. Itulah sebabnya kadang ada orang memanfaatkan SKS Sistem Kebut Semalam tiba- tiba bisa menghafal seluruh mata pelajaran yang besok mau di ujikan, padahal sebelumnya susah sekali masuk karena udah di luar kepala!!!.
Karakter ini lebih cenderung bersifat instan, orang yang sulit dipengaruhi kalo hanya sekedar satu alasan, anda perlu sesekali berdebat dengannya. tapi jangan heran ia tidak terlalu mengharapkan menantikan kesempurnaan yang hadir dalam hidupnya. Hmmm Bukan ada apanya, tapi apa adanya. Tak menghiraukan seberapa besar komentatornya “asal jadi” yang penting eksistensinya!!!. Ia membeli tiket karena itulah pilihan terkhirnya
Tak peduli “buruan !!!tiket terbatas!!!”

Soh mungkin itu celupan gambaran pribadi kita sampai cara membeli tiket. Hmmm anda sudah bisa menilai diri sendiri khan ??? mana yang cocok. Selamat mencoba “ persediaan terbatas !!!”
57184, 1 April 2011
Mohammed Scielta Riescha El Miqdad
Msc_am

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_