Rewe’ Sipulung1
“Kita hanya butuh satu detik untuk melihat, satu menit untuk merasakan
bahkan satu jam untuk mengungkapkan segalanya. Tetapi seumur hidup itu tak
cukup untuk sekedar melupakan”. _unknown_
A Moment for Remember
Kawan! Kalau
boleh saya bertanya, “Adakah masa yang terindah dalam hidupmu terkenang sampai
detik ini?”. Tentu anda, saya dan semua orang sepakat pasti ada, tapi yang
mana? Mungkin ini hanyalah penggalan dari sekian perjalanan hidup kita, namun
akan tetap tersimpan dalam long term
memory. Saat kita kecil atau lebih
pas-nya re-ma-ja. Masa dimana segala
impian adalah milik kita. Seolah dunia adalah tempat bermain bersenang-senang
tanpa harus tahu apa itu beban hidup.
Coba ingat baik-baik Flashback ketika kita waktu kecil ditanya, “Cita-citanya mau jadi apa?”. Sontak dengan bangganya menjawab, “Mau
jadi dokter, Insinyur, pilot, polisi, guru, dosen, Bupati bahkan sekaliber
Presiden-pun”. Seolah tak ada beban! Namun masih bisakah kita saat ini menjawab
se-cepat itu dulu. Ataukah ada pergeseran makna? Kelihatannya butuh waktu
berfikir?
Waktu SD misalnya, pelajaran ada IPA. Setelah
naik SMP tiba-tiba melebur jadi fisika sama biolagi. Pas SMA jadi tambah tiga,
Kimia. Lebih lagi Mahasiswa S1, Biologinya semakin dipersempit. Apalagi kalau S2 lebih menjurus. Konon sekarang ada namanya Prof. wau. dia meneliti asal-usul huruf wau dalam bahasa
arab. Atau mungkin Prof. Virus. Sehingga
ada anekdot, Dosen dan Guru Besar itu bedanya apa? Kalau Dosen itu mempermudah apa yang sulit, sedang Guru Besar
mempersulit apa yang sudah mudah!.
Kita
persempit, jaman SD sungguh masa kekanak-kanakan paling gokil mungkin. Kita
bisa bercanda senda gurau tiap hari tanpa harus merasakan tanggungjawab hidup. Kata
sosiolog, masa dimana selalu meniru-niru sekaligus berusaha mempraktekkannya.
Masih ingat kalau pagi-pagi di kelas? Pastinya kita saling bercerita bagaimana
film tadi malam. Yang tidak nonton-pun ikut nimbrung juga. Sampai- sampai mau
berubah kayak Power Rangers. Hee.. Pokoknya semua harus terwujud. Kita dulu
punya ingatan kuat sampai bisa merekam sedetil mungkin. Bedanya sekarang? Saya
teringat lagu favorit dari Pak Hamzah2 biasa dinyanyikan oleh
Syamsul Hidayat Sam3,
“Baiccu tamitu nawedding sisseng
Narekko battuani masussanii
nasaba marajaa nawa-naawanii
Enrengnge pole toni kuttue”.4
Lanjut, Sehingga dalam metode pendidikan, anak umur
1-7 diberikan keleluasan, jadikan ia seperti raja. Umur tujuh sampai seventeen
kayak Menteri. Beri ia pilihan, minta pertimbangannya, ajak terjun langsung dan
biarkan berfikir sendiri.
Hump …
remaja.. masa yang tak akan terulang.
Kita tak mungkin lagi berteriak-teriak minta dibelikan permen, es tontong, es
goreng. Main kejar kejaran (ma’bong),
magalinta5, mawayang6, mappasajang7 dan selainnya sudah lupa namanya. Jamannya
sudah lewat, kecuali kalau belum bahagia masa kecilnya. Kalau di biologi itu
ada namanya tumbuh dan berkembang. Bedanya apa? Boleh jadi ada orang
kelihatannya sudah besar tetapi masih main game, main kelereng sama adiknya,
wayang dan karet. Anda bukan SD jaman dulu, tapi SD jaman ini, “Sudah Dewasa”.
Yup pertumbuhan dan perkembangan musti ada balance.
Saatnya nih kita jadi pemikir sekaligus
pelaku betulan.
Pasang baju Kesatria baja hitam,
jarring-jaring Spiderman, awan ajaib Sun goku tak lupa kantong ajaib Doraemon.
Musuh kemalasan, foya-foya santai-nyantai sudah di depan mata. “Petak umpet”
kehidupan semakin merenggang, kita harus segera menyelesaikan puzzle hidup ini
kawan!
By the way,
mungkin kita sering kecewa sama Ninja Hatory atau Doraemon selalu saja telat
mengabulkan permintaan. Tetesan air mata sudah mengering tidak juga datang
sebagai penyelamat. Maka hari ini anda benar-benar harus jadi actor. Bukan lagi penonton sejati. Anda
adalah pemain kehidupan ini. Penonton bisanya bersorak-sorak sok pintar. Sekali
lagi anda adalah jawaban dari segala
pertanyaan hidup ini!
“Perjalanan seribu mil dimulai dari satu
langkah pertama”
_pepatah
China_
Memang awalnya itu hanyalah khayalan,
tetapi anda benar-benar harus mewujudkannya. Percayalah apa yang anda harapkan
semasa kanak-kanak harus terwujud. “Seseorang
tidak mendapatkan dari apa yang ia harapkan, tetapi dari apa yang ia yakini”
Kata Operah. Just believe it!
Delapan tahun sudah kita berpisah. Masih
teringat saat lidah masih latah mengecap huruf, mengeja angka dan kata. Jasa
para guru memperkenalkan “dunia baru” untuk kita. Bagaimana guratan hidup
ditumpahkan dalam bahasa dan makna. Bagaimana Ibu Hj. Atirah8
mengajarkan mengeja al-Qur’an, shalat yang benar. Tentu banyak hal yang berubah
dari setiap kita. Kemarin baru saja di bangku SD, eh sudah mau jadi calon guru,
dosen, akuntan, perawat, ekonom dan lainnya.
Alaa kulli hal,
hari ini mungkin kita sudah bisa membaca dan
menghitung segala makna. Tetapi pernahkah sesekali berfikir dari mana semua itu? Tentu jasa seorang guru
tak boleh dilupakan.
Hidup itu proses! Sebagaimana belajar juga begitu. Bagaimana sekiranya Ibu Hj. Suherah9
waktu itu langsung menjelaskan pelajaran SMA semester 1 padahal kita masih
duduk di kelas 1? Tidak tuluskah kalau beliau tidak mengajarkannya?
Atau Ibu kita, ketika anda masih bayi
langsung memberi sepotong ayam panggang. Tidak sayangkah kalau dia tidak suapi
makanan lezat seperti itu. Tidak butuhkah kita saat itu? Tentu butuh tapi belum
saatnya. Maka khayalan-khayalan masa lalu itu, inilah saatnya anda
mewujudkannya. Anda harus menjadi pelaku-pelaku sejarah hari ini. Bumi Latemmamala10 butuh
orang-orang pemikir terampil dan cerdas. Saya yakin andalah orang-orangnya!
“Wahai anak Adam, sejatimu hidupmu bagaikan hari-hari. Jika berlalu satu
hari maka hilang lenyap puilahlah sebagian dari hidupmu”_ Hasan al-Bashri_
Satu lagi, delapan tahun rasanya kita
baru saja hidup sepekan. Begitulah hidup ini singkat sekali. Fitrah manusia tidak
mau menunggu lama-lama, maunya cepat, makanya ada mie instan. Seandainya Ibu
Hj. Nurlaela11 buat seyembara besar-besaran, lomba lari berhadiah
100 Triliun, siapa yang tidak mau? Tetapi pasti ada yang bertanya, “Dimana
finish dan startnya?” SDN 17 Bila12 sampai Lapangan Gasis? Tidak!
Startnya cuma SDN 17 Bila, pokoknya
lari saja terus! Finishnya unlimited!
Siapa yang berani? Bayangkan lomba lari
saja berhadiah 100 T finish tak berujung kurang peminatnya. Bagaimana lagi
kalau hidup di dunia selamanya? Maka sungguh mengherankan kalau ada orang
mau hidup selamanya di dunia ini tak mau mati. Sudah menyalahi fitrah. Dunia
ini memang musti berakhir. Karena ada hidup yang lebih panjang lagi.
Hidup itu pilihan, kalau tidak bisa
memilih, maka tak pantas lagi hidup. Kata orang, hidup itu berawal dari B born, berakhir D dead. Ditengahnya ada C choise.
Tetapi setelah D masih ada E eternity,
keabadian. Setelah mati kita hidup lagi, “Bagaimana
kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu
(tadinya) mati, lalu Dia menghidupkanmu kemudian mematikanmu. Kemudian menghidupkanmu kembali.
Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan”
(Q.S. al- Baqorah : 28). Hidup itu pilihan, pilihan terakhirnya surga or neraka! Tidak ada yang ketiga apalagi
ditengah-tengahnya.
“Hidup itu ibarat lentera, semakin lama menyala semakin berkurang
minyak jatah hidupnya”. Tak terasa kita akan semakin tua. Hidup tidak
ditentukan dari banyaknya nafas yang kita hirup, tetapi saat-saat menghirup
nafas dengan bahagia.
Terakhir sekalimi (sebenarnya masih
panjang hee..)
Kawan…
Sahabat teman bercanda semasa kecil..
Kini coretan-coretan masa lalu itu
sudah berlalu…
Masing-masing kita akan berlayar pada
pulau yang tak tahu menahu…
Kepadamu para lelaki sejantan
kelelawar…
Punya inspirasi sederas mata air ompo13…
Atau impian setinggi Lejja14…
Segala potensi berkumpul padamu…
Tak perlu berlari naik-turun tangga
seribu kali dibelakang SD…
Atau memahat sekaliber kuburan jera’
Lompoe15…
Cukuplah tunjukkan karyamu di bumi
Latemmamala!
Hidup ini terlalu singkat, maka jangan mempersingkat
dengan hal-hal yang sia-sia.
Malam sungguh terlalu pendek, maka
jangan memperpendek dengan tidur dan candaan.
Dan..
Kawanku para wanita…
Sebaik-baik perhiasan dunia.. wanita
solehah..
Purnama disetiap kegelapan..
Paras elokmu telah melongok jantung
anak Adam..
Sampai kapankah kecantikan itu selalu
ada padamu?
Adakah nenek-nenek tua masih cantik layaknya
seventeen?
Kawan,,, sekalian permaisuri bumi..
Tutuplah aura dan auratmu…
Sebelum..
Kain
kafan menutupi seluruh tubuhmu.16.
Dan kepada semuanya..
Pergi memang meki sembahyang..
Sebelum kita disholati…!
Maktabah17,
10 Okt 12
Muhammad Scilta Riska.
1.
“Rewe’
sipulung” adalah bahasa bugis dari kembali bersama-sama yang kami maksudkan
reunian. Tulisan ini sebenarnya sebagai wujud dari mengenang masa SD delapan
tahun yang lalu.
2.
Guru
Kesenian SD 17 Bila Watansoppeng
3.
Salah
satu teman akrab
4.
Salah
satu nyanyian bugis, pentingnya memanfaatkan masa kecil
5.
Istilah
bahasa bugis salah satu permainan tali anak perempuan
6.
Istilah
bahasa bugis permainan wayang
7.
Istilah
bahasa bugis permainan layang-layang
8.
Guru
Pend. Agama Islam SDN 17 Bila Watansoppeng
9.
Guru
pertama kelas 1 SDN 17 Bila Watansoppeng
10.
Raja
pertama Soppeng
11.
Guru
olahraga SDN 17 Bila Watansoppeng
12.
SDN 17 Bila Watansoppeng
13.
Salah
satu sumber air sekaligus tempat permandian yang ada di Kab. Soppeng
14.
Salah
satu tempat permandian air panas pariwisata yang ada di Kab. Soppeng
15.
Tempat
makam para Raja Soppeng
16.
Penggalan
booklet “Senyum Syukur”
17.
Perpustakaan
Kampus tempat utama setelah mesjid di kampus.
Selalu, yang dari hati akan sampai ke hati..
BalasHapus