Social Icons

Pages

Prasangka



Yang mahal itu bukan harga. Tetapi keyakinan kita kepada Allah, tidak bisa dibeli dengan apapun. Perempuan yang mengatakan,  Apakah Allah yang memerintahkanmu demikian?”
Jika demikian, maka pergilah, sesungguhnya Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kita!”
Dia pulalah yang melahirkan anak yang mengatakan, “Wahai Bapakku, lakukanlah sebagaimana yang diperintahkan



Lihatlah bagaimana pewarisan keyakinan kepada Allah. Prasangka baik kepada Allah. Warisan yang paling berharga dari orang tua yang shalih adalah keshalihan itu sendiri.
Kenapa maryam tidak takut menemui manusia dan ia bersama bayinya. Nabi Yunus yang sudah ditelan ikan dan ia masih punya harapan. Nabi Ibrahim yang dilempar ke kobaran api, tetapi tidak merasakan panas. 

Sebab keyakinan mereka kepada Allah. Satu kalimat yang menjelaskan seluruh pembelajaran tentang prasangka baik kepada Allah. Jangan mencari nilai dari dirimu pada orang lain. Tetapi tanamlah pada hati paling dalam. Sebab semakin kamu menemukan dalam hatimu, dari keyakinan kepada Allah. Kamu tidak akan rapuh dengan segala yang dikatakan manusia.
Nabi Musa tidak tenggelam di laut, padahal dia dalam posisi paling lemah. Sementara air laut menenggelamkan Fir'aun padahal dia pada puncak kekuasaannya. Selama kita yakin dan percaya kepada Allah, berpegang teguh pada agamaNya, berprasangka baik, Allah bersama kita. 

Jangan membunuh hari-hari kita hanya karena pikiran dan prasangkaan hari kemarin. Percayalah bahwa setiap hari akan senantiasa datang segala hal yang tidak pernah bisa kita terka. Sekalipun tidak terjadi apa-apa. Cukuplah kita tahu, bahwa kita telah yakin dan berprasangka baik kepada Allah.
Orang-orang yang selalu berusaha memperbaiki niatnya, disaat yang sama Allah juga  akan memperbaiki keadaannya. Ketika kita menginginkan kebaikan untuk orang lain, sesungguhnya kebaikan itu akan kembali pada diri kita dari arah yang tidak pernah kita sangka. Ketika hidup adalah berbagi kebahagiaan pada orang lain, Allah juga akan membahagiakan kita akan hadirnya orang-orang baik dalam hidup kita.

Tidak ada yang membuat gembok tanpa kunci. Setiap masalah diciptakan beserta solusinya. Allah menciptakan kita bersama dengan 'kunci-kunci' nya. Tidak perlu melihat ke kanan atau ke kiri untuk mencari sesuatu yang menjadi tempat sandaran. Namun lihatlah ke atas dari Maha Tinggi. Satu-satunya tempat berlindung, meminta petunjuk, menengadah segala hajat, Rabb alam semesta.
Kadangkala untuk memulai sesuatu cukup jauh, menjalaninya terlihat sulit, dan untuk menggapainya adalah kemustahilan. Segala keadaan bisa saja berubah. Keyakinan dan prasangka baik kita kepada Allah tidak boleh goyah.

“Manusia mengklaim dirinya telah berprasangka baik padahal itu dusta. Sekiranya manusia berprasangka baik tentu mereka juga akan memperbaiki amalnya” kata Hasan al-Bashri.
Tentang ayat, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,” (TQS. Al-Mu’minun: 60). ‘Asiyah radiallhu anha pernah bertanya, “Apakah mereka yang minum khamr? Atau mereka yang mencuri?”

Bukan” kata Nabi.
Tetapi mereka yang berpuasa, menegakkan shalat, bersedekah dan mereka takut amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah bersegera melakukan kebaikan-kebaikan.”
Sama halnya ketika kita berprasangka baik kepada seseorang tentu kita juga akan memperbaiki perbuatan kita padanya. Apakah pantas orang yang melanggar aturanNya, meninggalkan perintahNya patut disematkan bahwa dia sedang berprasangka baik pada Rabbnya.

“Sebab iman itu bukan angan-angan belaka, tetapi apa yang tertancap dalam hati (dan dibenarkan dalam ucapan perbuatan). Seorang mukmin yang berbaik sangka pada Rabbnya akan senantiasa memperbaiki amalnya. Sedangkan orang fajir berburuk sangka pada Rabbnya, mereka-pun merusak amalannya” sebut Hasan al-Bashri.

Ada ahli hikmah mengatakan, “Ketika kita meminta kepada Allah. Jika kita diberi, kita menjadi senang. Dan jika kita tidak diberi kita akan sepuluh kali lebih senang. Sebab jawaban dari permintaan adalah pilihan kita. Adapun jika tidak jadi diberi maka itu adalah pilihan Allah. Pilihan, ketetapan Allah selalu lebih baik dari pilihan kita”. 

Sekiranya kita berprasangka baik, tentu segala hal yang terjadi dalam perjalanan hidup kita adalah juga ‘yang terbaik’. Hanya saja kita kadang salah memahami maksud kata cintaNya.
"Wahai api menjadi dinginlah". Tidak dijadikan api menjadi padam. Hidup tanpa rintangan, tanpa masalah adalah nonsense. Tidak mungkin kita bisa menghilangkannya sama sekali. Sebab kesulitan dan rintangan pada dasarnya bukan menguji seberapa kuat kita menghadapinya. Namun menguji seberapa kuat keyakinan kita kepada Allah. Sehingga kita berprasangka baik kepada Allah dan tidak meminta selainNya.

Sebagian orang menangis bukan pertanda lemah. Sebab ia butuh jeda untuk cukup kuat pada waktu yang lama. Sekiranya hidup dan perjuangan semudah yang kita perhitungkan. Tidak akan dijadikan 'sabar' salah satu pintu surga.
Bisa jadi impianmu jadi terlambat. Keinginanmu tertahan. Dan yang seharusnya kamu nanti tak kunjung datang. Namun 'balasan' dari kesungguhanmu tidak akan pernah terlambat. Seberapa kuat sabarmu, sebesar itu pula datang kebahagiaanmu.
Jika kita percaya bahwa setelah kesulitan ada kemudahan, setelah air mata ada senyuman, itulah prasangka baik.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_