Social Icons

Pages

Jangan Mencerca Kegelapan


“Mengapa anda menjadi penulis?” tanya moderator acara.
“Sekiranya saya tidak menjadi penulis, mungkin saya akan membunuh anda!”
"Lalu apa yang mengispirasi anda untuk menulis?".

"Masa kecil kecil saya sungguh kelam. Hidup ditengah kawasan texas. Mungkin kalau anda mendengarnya begitu lucu. Tepatnya Pasar Terong Makassar! Apa yang lucu?"

            Di sekitar pasar itulah keseharian membangun karakter saya. Pembunuhan, kriminalisaasi, jambret adalah tontonan harian. Itu hal yang biasa buat kami.
Hingga suatu kesempatan saya menyaksiakan sesuatu bakmenginspirasi saya. Kala itu seorang pria baru saja menjambret kalung emas. Dengan santainya menenteng masuk ke perkampungan kumuh itu. Di sudut gang sudah sedari tadi berdiri wanita janda sambil berharap, “Daeng gappa jeki!” (kita dapat hasil).

Sontak pria tadi langsung membalas, memperlihatkan hasil kerjanya hari ini, “Iye allemi enjo” (ambil saja).
Ini realita! Sungguh betapapun mereka membasahi hidup dengan kejahatan.Tetapi mereka juga manusia biasa, punya hati. Kita tidak melegalkan kriminalisasi. Tapi itulah potret realita kehidupan yang keras.

           Kita sering mencaci maki perbuatan mereka. Instropeksi  diri sebelum menyalahkan mereka. Berhentilah mencaci kegelapan kalau engkau memang menginginkan kedamaian. Bagaimanapun mencerca kegelapan, tidak akan mendatangkan cahaya. Tebarkanlah cahaya kebenaran, meskipun engkau hanya membawa sebuah lilin.

           Saya sering kesal, katanya penuntut ilmu. Tetapi mengapa harus bersedih ketika Barcelona kalah 4-0. Atau tidak mauterlambat edisi terbaru Naruto. Apa hubungannya? anda tidak akan ditanya kenapa ia kalah.

Apa jadinya kedepan katanya agentof change namun diri sendiri tidak bisa diubah. Buktikan kalau anda memang peduli. Jangankan memikirkan solusi umat, sekedar merasakan penderitaan tidak juga!

           Apakah kita lebih rela begadang menikmati Liga champions, daripada shalat sepertiga malam. Itukah penuntut ilmu?
Sungguh azab Allah akan turun tanpa pandang bulu. Baik yang  salah maupun sholeh sama-sama kena azab. Bagaimana meminimalisir azab jika ‘amar ma’ruf nahi mungkar saja kita enggan?

            Musibah terbesar umat ini, kala para penjaga-penjaga penuntut ilmu sudah jauh dari agamanya sendiri. “Apakah kamu mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tidak melakukannya?”
Apakah anda mau menjadi agen perubahan umat atau menutup telinga dengan semua itu?
Maktabah, 29Maret 13
(sejenak menulis menanti sang Murabbi)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_