Nama Kuniyah
Abū Ḥanīfah adalah panggilan dari
Nu’man ibnu Ṡabit bin Zauṭa.
Beberapa riwayat menyebutkan penisbatan kunniyah
Abū Ḥanīfah antara lain;
1.
Karena
salah satu anaknya bernama Ḥanīfah, maka Abū Ḥanīfah berarti bapak dari Ḥanīfah.
2.
Dia
adalah seorang yang sangat taqwa kepada Allah, dan prinsipnya tidak dapat
digoyahkan, dia tetap berprinsip teguh dengan agama Islam. Dia tidak akan tergoyahkan
dengan bujukan apapun yang diajukan kepadanya, baik itu menguntungkan terlebih
lagi yang dapat merugikan dirinya. Misalnya dia akan diangkat menjadi pembesar
oleh Khalīfah dengan syarat Abū Ḥanīfah harus meninggalkan prinsipnya.
Dalam hal ini Abū
Ḥanīfah lebih baik dia dipenjara daripada dia harus meninggalkan prinsipnya. Demikian
kuat prinsip dari Imām Abū Ḥanīfah.
Dengan demikian Abū Ḥanīfah berarti berasal dari kata Abu yang berarti hamba, dan Ḥanīfah berarti cenderung atau condong berbuat baik dan taat. Dengan demikian Abū Ḥanīfah berarti hamba Allah yang cenderung berbuat kebaikan dan taat kepada Allah.
Dengan demikian Abū Ḥanīfah berarti berasal dari kata Abu yang berarti hamba, dan Ḥanīfah berarti cenderung atau condong berbuat baik dan taat. Dengan demikian Abū Ḥanīfah berarti hamba Allah yang cenderung berbuat kebaikan dan taat kepada Allah.
3.
Karena
selalu membawa tinta untuk menulis sehingga dipanggil oleh guru dan
teman-temannya dengan sebutan Abū Ḥanīfah. Tinta dalam bahasa Iraq dikenal dengan sebutan Ḥanīfah. Jadi Abū Ḥanīfah adalah kunniyah bukan nama yang berarti Bapaknya
Tinta.[1]
Terlepas dari keseluruhan panggilan
terhadap Abū Ḥanīfah karena sesuai dengan tingkah laku, perbuatan, ucapan,
amalan, dan ketekunannya serta cita-cita luhur yang dia miliki.
Abū Ḥanīfah pada mulanya gemar
belajar ilmu qira’āt, ḥadīs, sastra, nahwu, syi’ir, teologi dan ilmu-ilmu
lainnya yang berkembang pada masa itu. Diantara ilmu yang diminatinya adalah dibidang
teologi, sehingga ia menjadi salah seorang tokoh terpandang dalam ilmu
tersebut. Karena ketajaman pemikirannya, ia sanggup menangkis serangan golongan
Khawārij yang doktrin ajarannya sangat ekstrim.
Beliau juga dijuluki Imāmul A’ẓam, dan
telah banyak kitab para ulama yang menyebutnya demikian, seperti kitab Manaqīb
Imām Al-A’ẓam Abi Ḥanīfah, Al-Khairāt Al-Hissān fi Manaqīb Al-Imām Al-A’ẓam Abi
Ḥanīfah An-Nu’mān, dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar