Social Icons

Pages

kalo besar mau jadi apa???

Masih ingat deretan kat “kalo udah besar, mau jadi apa?” waktu kamu kecil? Sering kok apalagi punya ortu yang visioner, pasti selalu memikirkan masa depan keturunannya. Biasanya sih kalo anak kecil ditannya kayak begituan kita kepikirnya biasa-biasa aja. Anak kecil kok mau bicaa soal masa depan, cuman bisanya spontan apa yang ada dibenak pikirannya.”Mau jadi apa nak!”. Jadi dokter, polisi, tentara, pilot, pemain sepak bola, guru, arsitek, jurnalis, penulis, dosen, entrepreuner de el el. Hmmm tapi yang langkah nih “mau jadi ‘alim ‘ulama” paling tinggi ustadz.
But, sadar nggak kita, apa hikmah dibaliknya? Mungkin kalo anak “senior high school” ditanya seperti itu bisa jadi jawabannya lebih spesifik atau bahkan berubah-ubah. Hari ini mau jadi dokter eh tau-taunya ambil
jurusan IPS. Tapi tidak berarti jurusan IPS itu nggak baik, mungkin cita-cita itu harus “nyambung” dengan jurusan kita. Jangan Cuma asal-asalan milih jurusan. Cermati dan perhitungkan baik-baik kalo perlu kamu udah punya plan kedepan entah sampai umur 30 tahun, apa aja harus yang dicapai.
Ketika masih kecil, kita menjawab meskipun itu spontan, nggak masuk akal punya cita-cita terlalu tinggi entar jatuh. Padahal hakekatnya impian cita-cita yang tertanam sejak kecil itu telah mengindoktrin alam bawah sadar. Kita akan selalu ingat perkataan itu bahkan sampai benar-benar mencapainya”dulu memang saya bercita-cita demikian”. Tidak sedikit orang yang kita jumpai betul-betul sukses meraih apa yang dicita-citakannya. Secara tidak langsung hal ini akan selalu memotivasi diri agar berusaha mengejarnya. Apa yang tertanam sejak kecil itulah yang akan tergambar kedepannya.
Kalo kamu tuh nggak punya cita-cita impian sampai sekarang, sungguh terlalu!!! Orang yang nggak punya tujuan hidup ibarat mayat-mayat hidup, ih serem. Buat apa? Ia hanya berjalan ke arah yang tak menentu. Itulah jauh hari Sang Pencitpa menghidupkan Jin dan manusia kecuali “menghamba” kepadaNya.
Gimana yach rasanya kalo kamu jadi supir angkot atau taxi (nggak apa-apa sekali-kali). Tiba-tiba ada penumpang naik “mau kemana?”. “udah jalan aja , saya juga nggak atau mau kemana!!!” mungkin kita kepikirnya ini orang tersesat or lagi koslet. Kalo diturunin aja di pinggir jalan. Yup itulah gunanya punya cita-cita, impian, tujuan hidup arah kedepannya. Agar nggak plin plan dalam perjalanan hhhidup nantinya. Seperti halnya niat sebagai penentu utama kulaitasnya sebuah ibadah. N tak lupa juga kita juga butuh “kompas hidup” sebagai pembimbingnya, AL-Qur’an dan As-Sunnah. Nggak dikerjain begitu aja, apalagi yang namanya hidup. Nggak asal-asalan mengekor pas milih jurusan masuk kuliah, dimana temannya bangak milih disitu juga.
Kita harus memerintahkan diri sendiri sebelum diperintah oleh orang lain. Musti merencanakan diri pribadi sebelum direncanakan oleh orang lain. Dari pada banyak korban “salah jurusan” yang akhirnya terpaksa mengulang jadi Maba. Kenapa??? Karena memang bukan minat bakatnya apalagi tidak punya perencanaanya, sekedar mengikuti kebanyakan orang.
So dari sekarang buat kamu kelas satu entar lagi pilih jurusan n yang segera naik kelas tiga yang akan segera mengakhiri “putih-abu-abunnya” . untuk gerbang yang lebih tinggi persiapkan, mantapkan, susun, rencanakan impianmu. Mau jadi apa??? Sesuaikan jurusannmu, minat bakat dan jati dirimu. Tuliskan catat baik-baik plan hidupmu, buat alternatif lain agar tidak sekadar mengekor keterombang-ambingan tak menentu. Karenanya hidup itu berawal dari sebuah perncanaan. Sekedar mengimpikan itu tidak cukup! Sekedar mengetahui itu juga nggak cukup. Kita harus meraihnya!!! Msc_
1 Juni 2011
Muhammad Scilta,

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_