Social Icons

Pages

Cara Jitu Terkenal

Sebuah tradisi baru di era modern “freedom” menekankan pada nilai materialis, power (jabatan) and popularity sebagai sebuah peluru ampuh westernisasi . tak dipungkiri ujung pangkal semua itu tertuju pada “be a famous” . ketika indoktrinisasi telah mendapatkan materi maka usaha selanjutnya bagaimana meningkatkan strata sosial melalui kekuasaaan, kedudukan or pangkat. Namun tak kalah penting hingga akhirnya harus berlomba-lomba meraup popularity. Inilah menjadi jangkit obsesi kepuasan tertinggi. Makanya zona ini dimasukkan dalam standar kesuksesan seseorang. Yah benar-benar baru bisa disebut sukses jika dikenal dimasyarakat banyak.

Sadarkah ??? ketika kita memakai paradigma ini, beranak pinak dalam obsesi hinggga berimplikasi pada niat keikhlasan dalam bekerja. Yakinlah bergesernya niat akan mempengaruhi tujuan akhirnya jika sduah dari awal nggak beres. Yups tak sedikit kita lihat orang begitu cepat ingin sukses agar terkenal, tetapi tak kunjung sukses-sukses juga. Mungkin kita harus instropeksi dulu. Apa yang sebenarnya menjadi tujuan pencarian selama ini???
Memang setiap manusia punya fitrah ingin dihargai “get a reward”. Siapa sih yang nggak mau diakui apalagi jadi orang terkenal. Dimana-mana disebut namanya. Mau dibawa jadi kebanggaan. Sekali lagi kita harus meluruskan niat perspsi semua tentang itu. Sang Khalik telah memberi warning melalui “way of life”. ketika dihari pengakhiran kelak tiga golongan mengadu kepda RabbNya. “ya Allah apa salahku, siang malam aku membaca kalamMu hingga memenuhi warna hidupku”. “Tidak!!!” kata Allah. Niat kamu membaca karena Cuma ingin dikata dikenal banyak orang sebagi Qori’, penghapal Al-Qur’an, imam mesjid yang punya suara merdu!!!” dan kamu telah mendapatkan semuanya di dunia, hari Ku masukkan kamu dalam neraka!!!”.
Begitupula kelompok kedua, siang malam berinfak, membantu orang lain, tapi tidak! ia hanya mau dibilang dermawan. Sekali lagi juga dimasukkan ke neraka. Hingg yang ketiga juga begitu. Orang yang telah memperjuangkan hidupnya, tetesan darah syuhada’. Tetapi ia hanya mau dikata sebagai pahlawan.
So bagaiamana seharusnya kita bersikap, bukankah orang-orang sholeh terdahulu juga terkenal hingga samapai sekarang. Apa kita dilarang terkenal??? Ya mereka tidak punya niat sama sekali terkenal di kemudian hari, tapi Allah-lah yang menjadikan mereka dikenal sholeh hingga akhir zaman. Seperti halnya seorang ulama’ melarang murudnya untuk mengatakan, “;saya mengambil ilmu dan buku itu ditulis olehnya”.Allah-lah yang menjadikan mereka terkenal. “orang yang berilmu akan ditinggikan beberapa derajat”.
End, kita nggak boleh terobsesi menjadi orang tenar. Jikalau-pun akhirnya terkenal, maka itu bukan tujuan utama. “sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya, barang sesi-apa yang hijrahnya karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya karena Allah Dan RasulNya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia seisinya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya terhadap apa yang ia tuju”.

3 Juni 2011
Muhammad Scilta Riska,

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Syaafi'i dll memang telah tiada di dunia ini.

Namun, ketika manusia membaca buku, tulisan mereka ...

"Berkata, Imam Bukhari, Muslim as-Syaafi'i rahimahumullah ..."

Saat itu pula seolah mereka masih hidup di dunia...

Msc_