Hujan yang mengguyur kota Makassar ternyata tidak menyurutkan niat para penuntut ilmu. Malam ahad seperti idealnya mereka semua pergi mendengarkan ceramah “ta’lim” yang dibawakan oleh seorang ustadz yang telah belajar ke pusat islam, “madinah”. Sepenurut orang selesai disana akan mendapatkan gelar “Lc” atau Licence. Setelah itu pulang ke Indonesia menyebarakn dakwah di seantero negri ini.
Segera saja aku pergi bersama teman, hampir terlambat, jalanan sedikit macet. Maklum malam minggu kebanyakan masyarakat keluar kota. Mencari tempat untuk sedikit melepaskan kajenuhan setelah sepekan kerja banting otot mencari nafkah. Entah sebagiannya lagi para remaja biduan memanfaatkan momen ini untuk membawa teman lawan jenis. Ada yang baru kenalan, pedekate, “menyec” menyatakan cinta hingga berbuat diluar dugaan. Yach bermacam macamlah tujuan mereka. Entah ingin mencari secuil kebahagiaan pada jalan yang semu.
Tapi bagi ahmad itu semua adalah bagian dari senda gurau dunia. Ahmad salah satu pemuda yang luar biasa, tidak terbiasa melakukan hal- hal yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat. “Ya kita masbuk lagi satu rakaat. Selesai shalat aku langsung salam balik kiri dan kanan, sepintas saja aku melihat seseorang disampingku yang menurut otak kananku mengenal nya.
Sedikit dzikir aku langsung mendekatinya, “eh kita pale” sambil menyalaminya erat –erat.” Dari mana, sama siapa” sahutku. Ya dia adalah kanalan satu kampungku, namanya “uky”. sekitar 1 kilometer dari rumah tepatnya ia tinggal. Aku kemudian bertanya kenapa bisa ada disini, bukannya pergi “malam minggu” jaman anak muda pada umumnya. Berfoya- foya sampai begadang tengah malam tanpa tujuan yang jelas. Menghabiskan usia muda begitu saja berlalu tanpa berbekas pahala amal, pemberat timbangan dihari kemudian.
Tapi jawabnya sungguh tak aku sangka, ia sudah bosan dengan semua itu. Memang terlihat gembira nikmat, tetapi tidak ada yang lebih nikmat ketika berkumpul dengan oaring –orang yang senantiasa ingat akan hari kiamat. Mendengar nasehat agung, membaca Al- Qur’an, tarbiyah itu semua merupakan kenikmatan kebahagiaan yang sesungguhnya” sahutnya. Subahanallah telah memberikan hidayah kepadanya yang tidak semua orang diberikan petunjuk seperti itu. Ia kemudian justru bersyukur tidak masuk alias lolos masuk polisi. Sebuah kesyukuran yang nyata tak bernilai dari kehidupan dunia fana. Apalah jadinya sekiranya ia menjadi polisi, ia mungkin tidak aka ada di tempat ini dan itu hal tersulit.
Sekian…………………………
Mari membagikan kebahagiaan dengan menambahkan komentar di muhammadsciltariska@yahoo.
0 komentar:
Posting Komentar